MEMBEDAKAN MASALAH MANAJEMEN KELAS
TUGAS
MANAJEMEN KELAS di SD
Tentang
MEMBEDAKAN
MASALAH MANAJEMEN KELAS
OLEH :
NURFIANI DWI
PUTRI
1620215
Dosen Pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ADZKIA
PADANG
2019
A. Aspek Manajemen
Kelas
Adapun
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan
kreatif. Menurut Oemar Hamalik ada & aspek yang memiliki fungsi
berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat,
yaitu:
1. Aspek tujuan
instruksional
2. Aspek materi
pelajaran
3. Aspek metode
dan strategi pembelajaran
4. Aspek
ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat, perlengkapan
5. Aspek media
instruksional
6. Aspek
penilaianAspek penunjang fasilitas
Menurut
Lois V. Johnson dan May Bany mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kelas:
a. Sifat-sifat
kelas
b. Kekuatan
pendorong kekuatan kelas
c. Memahami
situasi kelas
d. Mendiagnosis
situasi kelas
e. Bertindak
selektif
f. Bertindak
kreatif
g. Untuk
memperbaiki kondisi kelas.
Selain
itu ada beberapa aspek yang harus oleh seorang guru dalam mengelola kelas, yaitu:
1. Pengaturan Atau
Pengkondisian Fisik
a) Ruang tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar
Empat kunci penataan ruang bagi
pengaturan ruang yang baik, yaitu:
1. Jadikan wilayah
berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan
2. Pastikan bahwa
para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3. Jaga material
pelajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses
4. Siswa dapat
dengan mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.
b) Pengaturan
tempat duduk.
Adalah gaya atau model penataan tempat duduk dalam ruang kelas
seperti penataan kelas Gaya auditorium,Gaya tatap muka ( face
to face), Gaya off-set,Gaya seminar,Gaya klaster.
c) Ventilasi dan
pengaturan cahaya.
Ventilasi
ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Demikian halnya dengan lampu
penerangan, ketika lampu terang siswa belajar tanpa merasa ada gangguan,
sementara kalau lampu gelap belajar menjadi tidak konsentrasi. Dalam studi
yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika, H. I. Taylor dan J, Orlansky
melaporkan bahwa udara panas menurunkan nilai beberapa pelajaran intelektual
maupun fisik secaradrastis.
d) Penataan
keindahan dan kebersihan kelas
1) Hiasan dinding
2) Penempatan lemari:
untuk buku didepan dan alat-alat peraga dibelakang
3) Pemeliharaan
kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas
2. Pengaturan
Peserta Didik
a. Postur tubuh
anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.
b. Anak didik yang
mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di depan.
c. Anak didik yang
cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d. Anak didik yang
pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.
e. Anak didik yang
gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih baik dipisah dan tidak
terlepas dari pengawasan guru.
B. Fungsi
Manajemen Kelas
Menurut I Gusti Ketut (2015: 17-23)
dalam Manajemen Kelas menjelaskan bahwa fungsi manajemen kelas sebenarnya
merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas
oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapinya.
1. Perencanaaan.
Perencanaan adalah titik tolak bagi
manajemen kelas. Fungsi ini (perencanaan) menentukan lebih awal hasil
pembelajaran mana yang harus dicapai
pada masa depan. Dalam hal ini, tiga aspek perencanaan harus disebutkan :
a. Untuk setiap
bidang pembelajaran, institusi pendidikan menentukan hasil yang akan dicapai
pada akhir tingkat atau kelas tertentu. Ketika merencanakan, pendidik harus
berkerja mundur/melihat kebelakang, membimbing peserta didik untuk mencapai
hasil pada beberapa tingkat di masa depan. Pada kenyataannya, ini bermuara pada
unit-unit yang harus dipelajari dalam setiap pertemuan pembelajaran.
b. Aspek kedua
perencanaan melibatkan keputusan yang harus dibuat yakni bagaimana hasil yang
spesifik dapat tercapai dengan efektif. Hal ini memerlukan renungan dan
rancangan metode yang paling efektif, pendekatan dan sumber daya yang akan
digunakan.
c.
Pendidik harus menyadari perencanaan
dengan perspektif masa depan memiliki hubungan dengan peserta didik yangharus dicapai sebelumnya dan apa yang harus mereka capai di masa depan.
Menurut Pretorius dan Lemmer (1998:
55) dalam (I Gusti Ketut Arya Sunu,
2015) perencanaan sangat di perlukan. Mereka memberikan sejumlah pedoman
untuk perencanaan yang efektif:
1. Lakukanlah semua
perencanaan secara tertulis.
2. Pelajarilah hasil
yang ditetapkan untuk wilayah belajar anda dengan hati-hati. Fokuslah pada hasil yang kritis dan spesifik.
3. Lakukan perencanaan
sebelum awal tahun ajaran, masa tertentu, minggu, hari atau pelajaran.
4. Rencana harus
menspesifikkan sebuah elemen kunci: hasil, metode alternatif, rincian jumlah
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam priode waktu yang diperlukan, alat
bantu mengajar, metode penilaian, dll.
5. Peranan dalam kelompok jauh
lebih penting. Perencanaan harus mengembangkan bidang pelajaran lain dalam
kelas yang sama, serta pendidik lainnya yang mengajar di daerah belajar yang
sama. Perencanaan merupakan dasar untuk tugas mejerial pendidik, karena
memberikan langsung upaya pengelolaan. Tanpa perencanaan, semua kegiatan akan
serampangan dan tanpa arah.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dapat
digambarkan sebagai penciptaan mekanisme untuk mengimplementasikan perencanaan
yang dibahas sebelumnya. Untuk pendidik, fungsi manajemen menciptakan
lingkungan pengajaran supaya pembelajaran efektif.
Situasi kelas yang tertib dan teratur harus diciptakan untuk membuat
pengajaran yang efektif. Ini berarti bahwa peserta didik ditempatkan dikelas
dimana tugas mengajar dengan efek yang maksimal, sedangkan pola komunikasi dan
ketertiban haruslah tetap demokratis.
c. Kepemimpinan
Memimpin ketika rencana harus diubah
menjadi realitas. Dia memberikan arah untuk memastikan bahwa
tugas-tugas yang diperlukan secara efektif. Kepemimpinan melibatkan fungsi
bahwa manager memungkinkan orang lain untuk melaksanakan tugas mereka secara
efektif. Untuk pendidik, kepemimpinan berarti menjelaskan apa hasil yang
didapat, memberikan intruksi, mendelegasikan tugas,kegiatan pengawasan
menggunakan strategi untuk meningkatkan kinerja peserta didik, melatih disiplin
dan penanganan konflik.
d. Pengawasan
Fungsi manajemen akhir dalam siklus
manajemen yang efisien dan dilihat oleh banyak orang
sebagai kebutuhan yang paling penting untuk perencanaan yang efektif. Dalam
merencanakan pengajaran atau kegiatan, pendidik yang memutuskan mana hasil
belajar harus dicapai. Pengguanaan mekanisme pengawas untuk memeriksa apakah
hasil terealisasi merupakan bagian integral dari perencanaan, tetapi pada saat
kegiatan pengelolaan yang sama.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Kelas
Kelas dapat dipandang dari dua sudut
yaitu dalam arti sempit (tradisional ) dimana kelas dilihat sebatas ruangan
tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu
masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisir menjadi unit kerja sistem
belajar mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.
Secara umum faktor yang mempengaruhi
pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor
ekstern siswa.(Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah
emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya
masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya secara individual.
Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan
biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan
masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa,
jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai
dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang
ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit
jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Sehubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa, adapula faktor yang mempengaruhi dalam manajemen
suatu kelas. Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan
pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio- emosional) yang
melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, dan beberapa
faktor yang mempengaruhi antara lain :
1. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan
pengelolaan kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah
pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu
anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana
dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan
pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat
intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi,
baik sebagai makhluk individual dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk yang
bermoral.
Pada sekolah dasar dirancangkan
untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi
kebutuhan melakukan eksplorasi dan eksperimentasi guna memberikan pengalaman
intelektual dan sosial yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena
itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi
perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan
melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan
keluarga, teknik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir
sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu
anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa.
Program itu antara lain harus diarahkan untuk memberikan keterampilan tertentu
guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk
mempersiapkan para remaja agar menjadi warga Negara yang memahami dan mampu
menjalankan hak dan kewajibannya.
2. Komponen-komponen
Belajar
Ada 5 komponen dalam belajar,
dibawah ini akan diuraikan satu persatu:
1) Tujuan
Tujuan adalah target hasil yang
ingin dicapai. Seseorang atau sebuah lembaga atau pun juga suatu organisasi
yang mempunyai perencanaan kedepan pasti mempunyai sebuah target atau tujuan
yang akan di capai. Karena adanya rencana diakibatkan karena adanya tujuan yang
ingin dicapai. Begitupun dengan pembelajaran disekolah mempunyai tujuan
tersendiri. Tujuan dalam belajar bersifat normatif, artinya tujuan belajar
berpusat pada perubahan perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2) Materi
Materi ialah bahan yang akan
diajarkan atau disampaikan kepada audien. Materi pelajaran yang diterima siswa
harus mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi
dimasa depan. Artinya materi yang diajarkan bisa bermanfaat bagi kelangsungan
siswa dimasa depan. Nana Sudjana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, diantaranya :
a. Materi
pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
b. Materi
pelajaran yang ditulis dalam perencanaan hanya secara garis besarnya saja
c. Menetapkan
materi harus sesuai dengan urutan tujuan
d. Urutan materi
hendaknya memperhatikan kesinambungan
e. Materi disusun
dari yang sederhana menuju yang kompleks
f. Sifat materi
pelajaran ada yang faktual ada yang konseptual
3) Strategi
Strategi bisa diartikan sebagai
cara, siasat atau metode yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Metode
dalam pengajaran hendaklah bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan.Tujuan dan
materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan
menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
4) Media
Media adalah apa-apa yang digunakan
atau fasilitas lainnya yang mendukung dalam mencapai tujuan. Dwyer (1967)
mengatakan :”belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan
bahan-bahan audio-visual yang mendekati realitas.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan mengoreksi,
mengumpulkan informasi mengenai hasil kegiatan belajar yang telah dilaksanakan
guna mengetahui sampai sejauh mana tingkat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Gedung dan
Sarana Kelas / Sekolah (Kondisi Fisik)
Perencanaan dalam membangun sebuah
gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan,
letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang
dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan
atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur
pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang
dipergunakan.Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat
dibutuhkan.
Lingkungan fisik tempat belajar
mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas
proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a. Ruangan tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar
b. Pengaturan
tempat duduk
c. Ventilasi dan
pengaturan cahaya
d. Pengaturan
penyimpanan barang-barang
4. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung
jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam
pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan
materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang
harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak
didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga
menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang
dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Kondisi sosio emosional dalam kelas
akan mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan
siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi
sosio-emosional itu meliputi:
a) Sikap guru
Sikap dari seorang guru adalah salah
satu faktor yang menentukan bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya.
Karena siikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja,
tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh anak
didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap dari seorang guru tidak lagi
mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagai faktor
yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan. karenanya masalah sikap
guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua.
b) Kepemimpinan
Guru/Wali Kelas
Menurut Moekijat, yang dimaksud
dengan kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan orang-orang agar
mengikutinya. Sondang S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan
tersebut adalah seni kemampuan mempengaruhi prilaku manusia dan kemampuan
mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar prilaku mereka sesuai dengan
prilaku yang diinginkan pemimpin organisasi.
Dalam usaha untuk mengendalikan
kelas tersebut maka bermacam-macam cara dapat dilakukan oleh guru/wali kelas
tersebut. ada yang dengan cara keras. Murid yang tidak mematuhi kehendak
guru/wali kelas diberi hukuman atau sanksi. Segala sesuatunya ditentukan oleh
guru/wali kelas. Murid-murid melaksanakannya tanpa membantah.Adayang dengan
cara lunak. Segala sesuatunya diserahkan kepada kemauan atau kehendak murid dan
ada pula dengan cara demokratis artinya segala sesuatu yang menyangkut kelas
sebelum diputuskan dirundingkan terlebih dahulu dengan murid dan keputusan
adalah kesepakatan bersama antara guru dan murid.
Cara-cara yang dilakukan tersebut
menggambarkan tentang tipe-tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh guru/wali
kelas tersebut.
1. Kepemimpinan
Guru/Wali Kelas yang bertipe Otoriter
Guru/wali kelas yang kepemimpinannya
bertipe otoriter ini di dalam melaksanakan kepemimpinannya bersikap keras.
Segala sesuatunya ditentukan oleg guru/wali kelas tanpa berkompromi dengan
murid. Murid-murid harus mematuhi segala sesuatu yang ditetapkan oleh guru/
wali kelas. Apabila murid-murid tidak melaksanakan ketentuan yang telah
digariskan oleh guru/wali kelas maka akan diberikan sanksi berupa hukuman.
Kepatuhan murid bukan karena kesadaran mereka, tetapi takut terhadap sanksi
yang diberikan oleh guru/wali kelas. Secara lahiriah memang murid-murid
kelihatan menurut, tetapi secara batiniah mereka terasa tertekan. Akibatnya
guru dibenci oleh anak.
2. Kepemimpinan
Guru/Wali Kelas yang bertipe Laizzes Faire
Kepemimpinan guru/wali kelas yang
bertipe Laizzes Faire, di dalam melaksanakan kepemimpinannya bersifat lunak.
Segala sesuatunya diserahkan kepada murid-murid. Guru/wali kelas hanya
mengikuti kemauan atau kehendak murid-muridnya. Keputusan yang diambil
guru/wali kelas pada dasarnya adalah bukan keputusannya melainkan sebagai hasil
kesepakatan antara guru/wali kelas dengan murid. Karena guru/wali kelas
bersikap lunak dan menyerahkan segala sesuatunya kepada murid, maka guru/wali
kelas kadang-kadang dijadikan alat oleh murid-murid untuk memenuhi keinginannya.
Guru/wali kelas dianggap oleh murid-muridnya sebagai guru/wali kelas yang tidak
berwibawa.
3. Kepemimpinan
Guru/Wali Kelas yang bertipe Paterlistik
Kepemimpinan guru/wali kelas yang
bertipe Paterlistrik, di dalam melaksanakan kepemimpinannya selalu bersikap
melindungi atau menolong murid-muridnya. Dalam segala hal murid selalu dibantu.
Guru/wali kelas selalu menganggap murid-muridnya tidak mampu dalam
menyelesaikan permasalahannya. Akibatnya inisiatif dan kreatifitas murid-murid
tidak berkembang. Murid-murid tidak pernah diserahkan tanggung jawab sepenuhnya
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Murid-murid tidak
diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Guru/wali kelas selalu
dianggap dirinya orang yang superior.
4. Kepemimpinan
Guru/Wali Kelas yang bertipe Demokratis
Kepemimpinan guru/wali kelas yang
bertipe Demokratis, di dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya selalu
didasarkan atas musyawarah. Segala sesuatunya ditentukan antara guru/wali kelas
dengan murid. Murid-murid selalu diikutsertakan dalam sesuatu hal yang
berkaitan dengan kelas. Murid-murid diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
mengemukakan ide, pendapat dan saran. Guru/wali kelas selalu memperhatikan dan
mendengarkan segala sesuatu yang dikemukakan oleh murid-murid untuk kemudian
diputuskan sebagai hasil keputusan bersama.
5. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki
perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting
artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus
memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu
ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya.
6. Dinamika Kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang
dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap guru kelas untuk kepentingan murid
dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi
kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan
melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Untuk itu
setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran,
pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki
muridmenjadikegiatan-kegiatanyangberguna.
7. Keluarga
Tingkah laku peserta didik di dalam
kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan
tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif dan apatis. Problem
klasik yang dihadapi guru memang banyak berasal dari lingkungan keluarga.
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak
patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan atau terlampau terkekang
merupakan latar belakang yang menyebabkan peserta didik melanggar di kelas.
8. Lingkungan
Sekitar
Dalam hal lingkungan sekitar, maka
yang dimaksud sendiri adalah masyarakat kelas yang ada di sekitar kelas, yaitu
kelas sebelah yang harus selalu di perhatikan agar selalu kondusif, karena
kalau kelas sebelah rebut, maka akan mengganggu konsentrasi kelas yang
dibimbing oleh seorang guru.
9. Administrasi
Teknik
Kondisi administrasi teknik termasuk
hal-hal berikut ini:
a. Daftar resensi
Daftar presensi guru dan siswa
hendaknya dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar
yang sedang berlangsung. Hendaknya diadakan pengecekan secara periodik daftar
presensi ini.
b. Ruang bimbingan
siswa
Ruangan khusus hendaknya tersedia
dan dapat digunakan untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan oleh guru,
wali kelas, atau guru pembimbing di sekolah.
c. Tempat baca
Tempat baca yang dapat dimanfaatkan
oleh para siswa pada waktu istirahat atau pada waktu luang hendaknya tersedia,
begitu pula tempat dan alat bermain yang edukatif.
d. Catatan pribadi
siswa
Catatan pribadi siswa mempunyai
peranan penting dalam hubungannya dengan manajemen kelas, baik dalam rangka
pencegahan maupun dalam rangka mengatasi tingkah laku yang sudah terlanjur.
DAFTAR RUJUKAN
syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam
Pembelajaran, ( Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 136.

Sangat bermanfaat bagi oembaca
BalasHapusBagaimana cara membedakan masalah manajemen kelas?
BalasHapusMaterinya bagus, sangat bermanfaat👍
BalasHapusArtikelnya sangat membantu
BalasHapusbagus
BalasHapus