MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
MANAJEMEN KELAS DI SD
Tentang
MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
Ke-13
Oleh :
NURFIANI DWI PUTRI
1620215
Kelas 7.6
Dosen Pengampu :
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
ADZKIA
PADANG
2019
A. Menciptakan
Suasana Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan Bagi Siswa
1. Kondisi Belajar
yang Efektif
Guru sebagai pembimbing diharapkan
mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman
dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang
baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya,
ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada
di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan
fisik yang lain.
Untuk dapat belajar yang efektif
diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus
bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan
cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan
dalam belajar yang cukup atau lengkap. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran
yang efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:
a. Melibatkan
Siswa secara Aktif
Aktivitas belajar siswa dapat
digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :
1) Aktivitas
visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen.
2) Aktivitas
lisan, seperti bercerita, tanya jawab.
3) Aktivitas
mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan
guru.
4) Aktivitas
gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
5) Aktivitas
menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis.
Aktivitas kegiatan pembelajaran
siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih
memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa
:
1) Tingkatkan
partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai
teknik mengajar.
2) Berikanlah
materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Usahakan agar
pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat
siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.
b. Menarik Minat
dan Perhatian Siswa
Kondisi
pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Minat merupakan suatu sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan
kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan
kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.
c. Membangkitkan
Motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang
terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu.
Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas
guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar.
Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
1) Guru berusaha
menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya;
2) Pada awal
kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa
tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa
terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
3) Guru berusaha
mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya
sendiri;
5) Guru selalu
berusaha menarik minat belajar siswa.
6) Sering-seringlah
memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.
d. Memberikan
pelayanan individu Siswa
Perlunya keterampilan guru di dalam
memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam
berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan
individu siswa.
Memberikan pelayanan individual
siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja,
melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas
tertentu. Sistem pembelajaran individual atau privat, belakangan ini memang
cukup marak dilakukan melalui les-les privat atau melalui lembaga-lembaga
pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual.
e. Menyiapkan dan
Menggunakan berbagai Media dalam Pembelejaran
Alat peraga/media pembelajaran
adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas
materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya
verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan
pengalaman langsung yang yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan
memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu
menyukseskan proses pembelajaran di kelas.
Di dalam menyiapkan dan menggunakan
media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai
berikut :
· Alat peraga
yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi
pelajaran yang diasjikan.
· Alat peraga
yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta
perbedaan individual dalam kelompok.
· Alat yang
dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.
B. Menciptakan
Suasana Belajar yang Menyenangkan
1. Ciptakan Iklim
yang Nyaman Buat Anak Didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan
kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga
bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara
pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat
menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek
ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan
memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam
mendengarkan.
2. Dengarkan
dengan Serius Setiap Komentar atau Pertanyaan yang Diajukan Oleh Siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan
pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini
akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan.
Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan
kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun
kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa
sedang ingin didengarkan.
3. Jangan Ragu
Memberikan Pujian Kepada Siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji
setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu
ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri Pertanyaan
yang Mudah Dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil
untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk
mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi
bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa,
sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah
berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan Siswa
Mengetahui Pelajaran Sebelum Kelas Dimulai
Minta agar para siswa mempelajari
bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya
terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak
merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya"
atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat
kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak
siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa
siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia
berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya
diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya
yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah
memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas
berpidato dalam kelas.
Selain itu, keakraban antara guru
dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini
terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap
pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti
karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara
bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan
peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain.
Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan
diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di
atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis,
misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf
nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelas maksimal
32 siswa.
Hal ini ditetapkan agar guru bisa
lebih mudah memberikan pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah
menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Selain itu juga bagian sarana dan
prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan
jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor
bahasa dan lain-lain. Dan juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas
dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat
animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa
jenuh. Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa
juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal
pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang
berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.
C. Peran Guru dan
Orang Tua dalam Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah
masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan guru dan orang tua
melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh siswa
dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu
saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering
menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari,
sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan
perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya
diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal positif pada dirinya dan
pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar positif
dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada
faktor fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor
sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa
senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan
siswa.
Keakraban antara guru dan siswa
sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini
terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan idenya
sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa
akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya
jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti
adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan
siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan suasana bahwa pada saat
belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka juga
didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan
fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap
siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang
pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar.
Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar
misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman –
temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya.
Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha
untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah
satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak ruang kelas proses
belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum
jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi
kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan,
tindakan mengancam dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana pada
akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama
sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan
mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata
pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak
berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan
orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk memaksimalkan dorongan
alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi beberapa
persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih
cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat
ia akan belajar. Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa
tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak
cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk menumbuhkan semangat kemandirian pada
anak anda dan kemampuan untuk mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan untuk
memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan
yang dapat membantu mengembangkan imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan
buku-buku yang penuh imajinasi dan bercerita menurut versi anda sendiri. Dengan
demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua cerita bersumber dari buku dan ia
pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat, memberikan contoh adalah guru
terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa anda suka membaca dan menulis,
dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam belajar, semakin besar
keinginan anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru anda bila
bersama-sama melakukan yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam membahas berita
di halaman depan surat kabar, atau sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang
sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak
dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman belajar, dan jangan pernah
mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan cara yang sama
dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup dan
menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.
Daftar Rujukan
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor - Faktor
Belajar yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Departemen Pendidikan Nasional.2003 Kegiatan
Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta Departemen Pendidikan
Nasional.

Materinya bagus sangat bermanfaat
BalasHapusMaterinya bagus dan bermanfaat 👍
BalasHapusterimakasih kakak
Hapusmateri nya bagus dan lengkap
BalasHapusmaterinya lengkap dan bermanfaat
BalasHapusTerimakasih kakak
HapusAtikel nya bagus, sangat bermanfaat👍
BalasHapusArtikelnya sangat membantu
BalasHapus