KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MANAJEMEN KELAS
TUGAS MANAJEMEN di KELAS
RESUME
KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MANAJEMEN KELAS
OLEH :
NURFIANI
DWI PUTRI
(1620215)
DOSEN PENGAMPU :
YESSI RIFMASARI M.Pd
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
STIKIP ADZKIA
PADANG
2019
KOMPONEN-KOMPONEN
KETERAMPILAN MENGAJAR KELAS
A. Pengertian
Komponen-komponen keterampilan mengajar kelas
sebagaimana pendapat Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan
menspesifikasi tujuan performasi, kemampuan mendiagnosa murid, keterampilan
memilih strategi penajaran, kemampuan berinteraksi dengan murid, dan
keterampilan menilai efektifitas pengajaran.
Adapun mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada
siswa.karena itu banyak terdapat aneka ragam pengertian mengajar, antara lain:
Menurut M.Ali (1987:12) mengartikan mengajar adalah : “Segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”.
Sedangkan menurut Nasution (1995:4) memberikan
definisi mengajar yang lengkap sebagai berikut:
1. Mengajar adalah
menanamkan pengetahuan kepada anak.
2. Mengajar adalah
menyampaikan kebudayaan kepada anak.
3. Mengajar adalah
suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan semua
aspek kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru yang
berbentuk keterampilan dalam rangka memberi rangsangan dan motivasi kepada
siswa untuk melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah ketermpilan untuk
membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam belajar guna mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan secara terpadu.
B. Macam Macam
Komponen-Komponen Keterampilan Mengajar Kelas
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi
menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif ) dan
keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1. Keterampilan
yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang
Optimal.
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, yaitu :
a. Singkap
Tanggap, dapat dilakukan dengan cara :
a) Memandang
secara seksama.
b) Gerak
mendekati.
c) Memberi
pernyataan.
d) Memberi reaksi
terhadap gangguan dan kekacauan.
b. Membagi
Perhatian, dapat dilakukan dengan cara :
a) Visual, guru
dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pembelajaran.
b) Verbal, guru
dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap
aktivitas anak didik sementara ia memimpin aktivitas anak didik.
c. Pemusatan
Perhatian Kelompok, dapat dilakukan dengan cara :
a) Memberi tanda,
dengan cara menciptakan atau membuat situasi tentang suatu objek sebelum
diperkenalkan kepada siswa.
b) Pengarahan dan
Petunjuk yang jelas.
c) Penghentian,
guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan
mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas.
2. Keterampilan
yang Berhubungan dengan Pengembangan Kondisi Belajar yang Optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat anak didik
yang menimbilkan gangguan yang berulang-ulang meskipun guru telah menggunakan
tingkah laku dan tanggapan yang sesuai.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Modifikasi
Tingkah Laku.
b. Pendekatan
Pemecahan Masalah Kelompok.
c. Menemukan daan
Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah.
3. Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
“Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua
golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184).
Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.
Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa
berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini
dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,
penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah
jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa
di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi
konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil
terjadi konflik.
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan
dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas
yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
1. Hangat dan
Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat
dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan
anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar
yang efektif.
5. Penekanan pada
Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal
yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.
6. Penanaman
Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
dislipin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.
C. Permasalahan
Dalam Komponen-Komponen Keterampilan Mengajar Kelas
1. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak
dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh
orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh karakter
pula. Guru harus menemukan sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model
dan metode pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan lain
sebagainya.
2. Sikap dan
perilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki
oleh siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang
dimiliki oleh siswa, sikap dan perilakulah yang paling berpengaruh dan
mempengaruhi budaya siswa di sekolah.
3. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan
minat siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya
akan menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang
terpendam bakat dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan
dan suka melakukan tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib
sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi
patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak menimbulkan
bentuk kenakalan baru.
4. Daya serap
siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang
rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu
belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena
kelambatannya menerima materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi
yang tepat yang dapat mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan
menyerap materi yang diajarkan.
5. Kurangnya disiplin
siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin
terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap
proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya
memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan dibandingkan dengan
mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan tetapi guru tidak boleh
menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan kedisiplinan siswa
agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Siswa terlalu
pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap
diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah
mengerti dan paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing
mereka agar menjadi aktif sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh
mana tingkat penerimaan mereka terhadap materi yang diajarkan.
7. Tidak tenang di
dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan
siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan
siswa karena boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar
terlalu membosankan, cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat,
atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar,
meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
8. Kepercayaan
siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain
tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah
belajar pada anda karena anda menguasai materi sehingga mendorong mereka
mencintai pelajaran yang anda ajarkan.
9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru
mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran.
Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi
belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembelajaran.
10. Hanya mengikut
saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau
menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu
berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai
pembelajaran apabila siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi
paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencari
tahu”.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong,1992,Supervisi Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta
S. Nasution, 1995, Didaktik Asas - asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara

Terimakasih, karya tulisnya bagus
BalasHapusSangat bermanfaat materinya kak, makasih 🙏😊
BalasHapusMaterinya bagus, sangat bermanfaat👍
BalasHapusAtikel nya bagus, sangat bermanfaat👍
BalasHapusArtikelnya sangat membantu
BalasHapusbagus bermanfaat
BalasHapus